PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko
menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja.
Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam bisnis
atau kenyamanan kerja pada masa kini.
Kebijakan manajemen dalam bidang keselamatan dan
kesehatan kerja khususnya di bidang keilmuan higiene perusahaan yang didalamnya
termasuk Risk Management yaitu kebijakan yang berhubungan dengan antisipasi
resiko, evaluasi resiko dan pengendalian resiko ditempat kerja.
Elemen kebijakan bidang keilmuan higiene perusahaan
termasuk manajemen resiko meliputi 6 (enam) elemen kebijakan yaitu :
1. Kebijakan yang menyangkut keselamatan dan
kesehatan kerja pekerja
2. Kebijakan yang menyangkut plant dan
equipment/alat
3. Kebijakan-kebijakan yang menyangkut
bahan/material dan Bahan Beracun Berbahaya (B3)
4. Kebijakan yang menyangkut tentang prosedur
5. Kebijakan yang menyangkut tentang pelestarian
lingkungan
6. Kebijakan manajemen tentang SMK3 (sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
Sedangkan Manajemen Resiko adalah suatu sistem
pengawasan resiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan
usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu
resiko, dan berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau
tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang
tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.
Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan
kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity),
sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan
istilah resiko (risk).
Untuk meminilisasi ketidak pastian (uncertain),
maka langkah antisipasi dari timbulnya suatu kejadian yang berdampak negatif
pada manusia, maupun lingkungan, yaitu berupa
1. Unsafe act,
2. Unsafe condition, yang akan mejebabkan Accident
atau Penyakit Akibat Kerja.
Pendekatan metode manajemen risiko dalam analisa
bahaya di tempat kerja, yaitu dengan metode :
1. Cheklis atau daftar periksa
2. Job Hazard Analysis (JHA)
3. Safety Analysis (JSA)
4. Preliminary Hazards Analysis (PHA)
5. Failure Mode Effect Analysis (FMEA)
6. Hazard Operability Study (HAZOP)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Job Safety Analysis (JSA)
Job Safety Analysis, adalah suatu proses
identifikasi bahaya dan resiko yang didasarkan pada tiap- tiap tahap dalam
suatu proses pekerjaan. JSA merupakan
identifikasi sistematik dari bahaya potensial di tempat kerja yang dapat
diidentifikasi, dianalisa dan direkam. Hal-hal yang dilakukan
dalam penerapan JSA :
a)
Identifikasi bahaya yang
berhubungan dengan setiap langkah dari pekerjaan yang berpotensi untuk
menyebabkan bahaya serius.
b)
Menentukan bagaimana
untuk mengontrol bahaya.
c)
Membuat perkakas tertulis yang dapat digunakan untuk melatih staf
lainnya.
d)
Bertemu dengan pelatih OSHA untuk mengembangkan prosedur dan aturan
kerja yang spesifik untuk setiap pekerjaan.
Salah satu cara untuk mencegah kecelakaan di tempat kerja adalah dengan
menetapkan dan menyusun prosedur pekerjaan dan melatih semua pekerja untuk
menerapkan metode kerja yang efisien dan aman. Menyusun prosedur kerja yang
benar merupakan salah satu keuntungan dari menerapkan Job Safety Analysis (JSA)
– yang meliputi mempelajari dan membuat laporan setiap langkah pekerjaan,
identifikasi bahaya pekerjaan yang sudah ada atau potensi (baik kesehatan
maupun keselamatan), dan menentukan jalan terbaik untuk mengurangi dan
mengeliminasi bahaya ini. Poin utama dari job safety analysis adalah :
mencegah kecelakaan dengan antisipasi dan eliminasi serta mengontrol bahaya
yang ada.
Hal-hal positif yang dapat diperoleh dari
pelaksanaan JSA, adalah :
1) Sebagai upaya pencegahan kecelakaan
2) Sebagai alat kontak safety (safety
training) terhadap tenaga kerja baru
3) Melakukan review pada Job prosedur setelah
terjadi kecelakaan
4) Memberikan pre job intruction pada
pekerjaan yang baru
5) Memberikan pelatihan secara pribadi kepada
karyawan
6) Dapat Meninjau ulang SOP
Dalam pembuatan JSA, terdapat teknik yang
dapat memudahkan pengerjaannya, yaitu:
1) Memilih orang yang tepat untuk melakukan
pengamatan, misalnya orang yang berpengalaman dalam pengerjaan, mampu dan mau
bekerja sama dan saling
tukar pikiran dan gagasan.
2) Apabila orang tersebut tidak paham akan
perannya dalam pembuatan JSA, maka diberi pengarahan dahulu tentang maksud dan
tujuan pembuatan JSA.
3) Bersama orang tersebut melakukan
pengamatan/pengawasan terhadap pekerjaan dan mencoba untuk membagi atau memecahkan
pekerjaan tersebut menjadi beberapa langkah dasar.
4) Mencatat pekerjaan tersebut setelah membagi
pekerjaan tersebut.
5) Memeriksa dengan seksama dan mendiskusikan
hasil tersebut ke bagian section head yang diamati.
Keuntungan dari
melaksanakan JSA adalah :
- Memberikan pelatihan individu dalam hal keselamatan dan prosedur kerja efisien.
- Membuat kontak keselamatan pekerja.
- Mempersiapkan observasi keselamatan yang terencana.
- Mempercayakan pekerjaan ke pekerja baru.
- Memberikan instruksi pre-job untuk pekerjaan luar biasa.
- Meninjau prosedur kerja setelah kecelakaan terjadi.
- Mempelajari pekerjaan untuk peningkatan yang memungkinkan dalam metode kerja.
- Mengidentifikasi usaha perlindungan ynag dibutuhkan di tempat kerja.
- Supervisor dapat belajar mengenai pekerjaan yang mereka pimpin.
- Partisipasi pekerja dalam hal keselamatan di tempat kerja.
- Mengurangi absent.
- Biaya kompensasi pekerja menjadi lebih rendah.
- Meningkatkan produktivitas.
- Adanya sikap positif terhadap keselamatan.
2.2. Metode Job Safety Analysis (JSA)
Metode yang digunakan dalam teknik Job Safety
Analysis (JSA) meliputi :
a.
Metode
observasi (pengamatan)
b.
Metode
diskusi (konsultasi)
c.
Metode
review/meninjau kembali prosedur kerja yang sudah ada
JSA digunakan untuk meninjau metode kerja dan
menemukan bahaya yang :
a.
Mungkin
diabaikan dalam layout pabrik atau bangunan dan dalam desain permesinan,
peralatan, perkakas, stasiun kerja dan proses.
b.
Memberikan
perubahan dalam prosedur kerja atau personel.
c.
Mungkin
dikembangkan setelah produksi dimulai.
Sedangkan kata kunci dari JSA, adalah ;
1.
Job
task/tugas pekerjaan
2.
Job
step/langkah kerja
3.
Hazard/bahaya
4.
Exposure
(pemaparan)
5.
Kontrol
6.
Accident
(kecelakaan)/ Incident
2.3 Tujuan Pembuatan JSA
Tujuan pelaksanaan JSA secara umum bertujuan
untuk mengidentifikasi potensi bahaya disetiap aktivitas pekerjaan sehingga
tenaga kerja diharapkan mampu mengenali bahaya tersebut sebelum terjadi
kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
Tujuan jangka panjang dari program JSA ini
diharapkan tenaga kerja dapat ikut berperan aktif dalam pelaksanan JSA,
sehingga dapat menanamkan kepedulian tenaga kerja terhadap kondisi lingkungan
kerjanya guna menciptakan kondisi lingkungan kerja yang aman dan meminimalisasi
kondisi tidak aman (unsafe condition) dan perilaku tidak aman (unsafe
action).
2.4 Manfaat Pembuatan JSA
Pelaksanaan JSA mempunyai manfaat dan
keuntungan sebagai berikut :
1)
Memberikan pengertian yang sama
terhadap setiap orang tentang apa yang dilakukan untuk mengerjakan pekerjaan
dengan selamat.
2)
Suatu alat pelatihan yang efektif
untuk para pegawai baru.
3)
Elemen yang utama dapat dimasukkan
dalam daftar keselamatan, pengarahan sebelum memulai pekerjaan, observasi
keselamatan, dan sebagai topik pada rapat keselamatan.
4)
Membantu dalam penulisan prosedur
keselamatan untuk jenis pekerjaan yang baru maupun yang dimodifikasi.
5)
Suatu alat yang efektif untuk
mengendalikan kecelakaan pada pekerjaan yang dilakukan tidak rutin.
2.5 Pelaksanaan Job Safety Analysis (JSA) atau
tahapan pembuatan JSA
Pelaksanaan Job Safety Analysis (JSA), ini
terdiri dari langkah- langkah utama sebagai berikut :
(1) memilih pekerjaan
yang akan dianalisa
(2) membagi pekerjaan,
yaitu menguraikan urutan prosedur kerja
(3) mengidentifikasi
berbagai bahaya yang ada ditiap- tiap langkah pekerjaan, serta mengidentifikasi
berbagai kemungkinan yang berpotensi untuk terjadinya kecelakaan
(4) memberikan rekomendasi pengendalian untuk
menghindarkan terjadinya kecelakaan yang telah diidentifikasi pada masing-
masing langkah, atau mengembangkan Solusi
STEP 1 : Seleksi job atau memilih pekerjaan
Pekerjaan dengan trend kecelakaan yang buruk
mempunyai prioritas dan harus dianalisa terlebih dulu. Dalam memilih pekerjaan
yang akan dianalisa, supervisor sebuah departemen harus memenuhi faktor berikut
ini :
a) Frekuensi
dari kecelakaan atau yang berpotensi celaka.
Sebuah pekerjaan yang sering kali terulang
kecelakaan merupakan prioritas utama dalam JSA.
b) Potensi
keparahan dalam beberapa situasi harus ditinjau kembali dan diberikan prioritas
tertinggi jika terdapat potensi untuk terjadinya lukaluka yang lebih parah. Hal
ini termasuk :
1.
Pekerjaan yang
tidak biasa, tidak rutin
2.
Sumber-sumber
energi yang tinggi (listrik dan tekanan)
3.
Beberapa situasi
konstruksi (tempat kerja tinggi, alat berat yang bergerak, tingkat aktivitas
yang tinggi dalam daerah yang sempit/kecil).
c) Jenis
pekerjaan yang berulang-ulang karena pegawai sering dihadapkan kepada bahaya
apa saja. Setiap pekerjaan yang menyebabkan cacat harus dimasukan ke dalam JSA.
d) Hasil
dari masukan-masukan pegawai dimana pekerjaan yang menurut mereka mempunyai
potensi bahaya. Pekerjaan atau peralatan yang sering hampir terjadi bahaya harus
menjadi prioritas JSA.
e) Pekerjaan
yang baru atau pekerjaan yang tidak rutin dilakukan. Proses analisa Keselamatan
Pekerjaan harus termasuk suatu cara untuk mengevaluasi pekerjaan yang baru dan
pekerjaan yang tidak sering dilakukan (misal : mematikan unit). JSA
untuk setiap pekerjaan baru harus dibuat sebisa mungkin. Analisa tidak boleh
ditunda hingga kecelakaan atau hamper terjadi kecelakaan.
STEP 2 : Membagi Pekerjaan
Untuk membagi pekerjaan, pilihlah pekerja yang
benar untuk melakukan observasi. Pilihlah pekerja yang berpengalaman, mampu dan
kooperatif sehingga mampu berbagi ide. Jelaskan tujuan dan keuntungan dari JSA
kepada pekerja.
Observasi performa pekerja terhadap pekerjaan
dan tulis langkah dasar JSA. Rekaman video pekerjaan dapat digunakan untuk
peninjauan di masa mendatang. Pertanyakan langkah awal pekerjaan dilanjutkan
langkah selanjutnya dan seterusnya
Persyaratan yang harus dipenuhi seseorang untuk
melakukan JSA :
a)
Pengawas - di departemen
dimana pekerjaan dilakukan.
b)
Karyawan
1.
Orang yang paling
farmiliar/akrab dengan pekerjaan
2.
Mereka memiliki pemahaman
yang khas dari pekerjaan, dan pengetahuan ini sangat berharga untuk menemukan
bahaya.
3.
Melibatkan pekerja yang
akan membantu meminimalkan kelalaian atau kesalahan, sehingga analisisnya
berkualitas.
4.
Pekerja harus menjadi
bagian dari proses; mereka adalah orang-orang yang mendapatkan manfaat langsung
Amati kinerja petugas, mencatat setiap
langkah, meninjau langkah-langkah dengan karyawan yang melakukan tugas
STEP 3 : Identifikasi Bahaya dan Potensi
Kecelakaan Kerja
Tahap berikutnya untuk mengembangkan JSA adalah
identifikasi semua bahaya termasuk dalam setiap langkah. Identifikasi semua
bahaya baik yang diproduksi oleh lingkungan dan yang berhubungan dngan prosedur
kerja.
Tanyakan pada diri masing-masing pertanyaan berikut
untuk setiap tahap:
-
adakah bahaya mogok, akan mogok atau kontak
yang berbahaya dengan objek pekerjaan?
-
Dapatkah
pekerja memegang objek dengan aman?
-
Dapatkah
gerakan mendorong, menarik, mengangkat, menekuk atau memutar yang dilakukan
menyebabkan ketegangan?
-
Adakah
potensi tergelincir atau tersandung?
-
Adakah bahaya jatuh ketika pekerja berada di
tempat tinggi?
-
Dapatkah pekerja mencegah bahaya saar kontak
dengan sumber listrik dan kontak putus?
-
Apakah lingkungan berbahaya bagi keselamatan
dan kesehatan? Adakah konsentrasi gas beracun, asap, kabut, uap, debu, panas
atau radiasi?
-
Adakah bahaya ledakan?
STEP 4: Pengembangan Solusi
Mengembangkan prosedur kerja yang aman untuk
mencegah kejadian atau potensi kecelakaan. Beberapa solusi yang mungkin dapat
diterapkan ;
- Menemukan cara baru untuk melakukan pekerjaan (menentukan tujuan operasi dan pilih metode paling aman)
- Mengubah kondisi fisik (seperti peralatan, perlengkapan, tata letak area kerja) yang menimbulkan bahaya
- Mengubah prosedur kerja untuk menghilangkan atau menimalisasi bahaya
- Mengurangi frekuensi kinerjanya . Melaksanakan kontrol- Job administrasi Rotasi
- Gunakan alat pelindung diri untuk melindungi karyawan, merupakan cara pengendalian yang terakhir
2.6 Pengertian Job Hazard Analysis
JHA adalah teknik
yang berfokus pada tugas pekerjaan atau uraian kerja sebagai cara untuk
mengidentifikasi bahaya sebelum terjadi. JHA berfokus pada hubungan antara
pekerja, tugas, alat, dan lingkungan kerja. JHA adalah salah satu metode terbaik untuk
mengembangkan prosedur kerja yang aman dalam pengoperasian peralatan. JHA juga
dapat digunakan untuk melatih karyawan dalam menghadapi resiko bahaya yang
berhubungan dengan langkah-langkah tugas dan pengendalian apa yang harus
dilakukan . Setelah diketahui bahaya yang tidak bisa dihilangkan, maka
dilakukan usaha untuk menghilangkan atau mengurangi risiko bahaya ketingkat
level yang bisa diterima(OSHA 3071). Idealnya setelah anda
mengidentifkasi bahaya yang tidak dapat kendalikan, anda akan mengambil langkah
mengeliminasi/menghilangkan atau mengurangi bahaya menjadi ke tingkat yang
dapat diterima/acceptable.
Beberapa
dasar pemikiran dalam mengidentifikasi bahaya di tempat kerja, antara lain;
- Apa yang salah ?
- Apa Konsekuensinya ?
- Apakah faktor lain yang mempengaruhinya ?
- Berapa kemungkinan besar bahaya itu terjadi ?
2.7 Tujuan JHA
Adapun tujuan Job Hazard Analysis adalah
sebagai berikut :
a.
Mendiskusikan
sub unsur JHA, analisis bahaya tempat kerja
b. Identifikasi tipe/spesik bahaya yang khas di
tempat kerja
c. Tinjau berbagai teknik yang dapat digunakan
untuk mengidentifikasi bahaya di tempat kerja.
d. Untuk
menghilangkan dan mencegah bahaya di tempat kerja
e. Untuk menurunkan
angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang efektif dalam metode kerja,
mengurangi biaya kompensasi pekerja dan meningkatkan produktivitas
pekerja.
- Untuk memberikan pengetahuan kepada karyawan baru dalam melakukan perkerjaan yang aman.
2.8 Langkah – Urutan JHA
Team JHA
a.
Safety
profesional
b.
Engineer/Insinyur-
Technical Advisor/Penasihat Teknis
c.
Supervisor-Frontline
bertanggung jawab untuk membuat perubahan
d. Karyawan-Orang yang paling farmiliar/akrab
dengan pekerjaan
Prioritas JHA
a.
Pekerjaan dengan angka kecelakaan dan penyakit
akibat kerja yang tinggi.
b.
Pekerjaan
yang memiliki tingkat potensi untuk menyebabkan cedera yang serius atau
keparahan/cacat permanen, bahkan jika jika tidak ada riwayat kecelakaan kerja.
c.
Pekerjaan
di mana satu kesalahan manusia/ human error sederhana bisa menyebabkan cedera
d.
Pekerjaan
yang cukup kompleks atau berisiko tinggi untuk memiliki instruksi tertulis
e.
Pekerjaan
yang baru untuk fasilitas di tempat kerja Anda
f. Pekerjaan yang secara signifikan memiliki
perubahan teknologi proses atau prosedur
Langkah-langkah urutan JHA
1.
Libatkan
karyawan/ Keterlibatan pekerja /Involvement of Employees
a.
Mereka
memiliki pemahaman yang khas dari pekerjaan, dan pengetahuan ini sangat
berharga untuk menemukan bahaya.
b.
Melibatkan
pekerja yang akan membantu meminimalkan kelalaian atau kesalahan, sehingga
analisisnya berkualitas.
c. Pekerja harus menjadi bagian dari proses;
mereka adalah orang-orang yang mendapatkan manfaat langsung
2.
Review
Sejarah kecelakaan
Tinjau dengan karyawan Anda sejarah tempat kerja
Anda dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang membutuhkan perawatan,
kerugian yang diperlukan perbaikan atau penggantian, dan setiap
"nyaris" - peristiwa di mana kecelakaan atau kerugian tidak terjadi,
tapi bisa memiliki. Peristiwa ini merupakan indikator bahwa kontrol bahaya yang
ada (jika ada) mungkin tidak memadai dan layak pengawasan lebih.
3.
Melakukan
review job awal/tinjauan pekerjaan
Jika terdapat pekerjaan yang
menimbulkan bahaya bagi kehidupan atau kesehatan karyawan, dapat segera
mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi pekerja. Jika terdapat
sesuatu masalah yang mudah diperbaiki dapat diprioritaskan untuk diperbaiki.
Jangan menunggu untuk menyelesaikan analisis bahaya pekerjaan. Ini akan
menunjukan komitmen manajemen pada keselamatan, kesehatan dan memungkinkan
untuk fokus pada bahaya dan pekerjaan yang perlu penelitian lebih karena
kompleksitas mereka.
4.
Daftar
pekerjaan , tingkat untuk pekerjaan berbahaya, dan menentukan prioritas untuk
pekerjaan yang berbahaya.
Membuat Daftar pekerjaan,
menetapkan prioritas dan tingkat untuk pekerjaan berbahaya, daftar pekerjaan
dengan bahaya yang menunjukan risiko yang tidak dapat diterima,
berdasarkan kemungkinan dalam terjadinya
kecelakaan hingga konsekwensi paling
parah atau berisko sangat tinggi.
5. Menguraikan langkah-langkah atau tugas
Setiap
pekerjaan dapat diuraikan menjadi tugas pekerjaan atau langkah. Ketika memulai
analisis bahaya kerja. Pastikan untuk mencatat informasi yang cukup untuk
menggambarkan setiap tindakan pekerjaan. Kemudian, meninjau langkah-langkah
kerja dengan pekerja untuk memastikan terdapat aktifitas yang terlewatkan.
Sertakan pekerja pada semua langkah analisa pekerjaan , proses kerja hingga
rekomendasinya.
Untuk
membuat JHA diperlukan pendokumentasian jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
secara konsisten. Menggambarkan bahaya dalam langkah ini membantu untuk
memastikan bahwa upaya dalam menghilangkan bahaya dan menerapkan pengendalian
bahaya.
BAB III
STUDI KASUS
3.1 Implementasi
Tahapan pembuatan JSA PT Tri Polyta Indonesia, Tbk adalah sebagai
berikut:
1.
Menentukan Jenis
Pekerjaan Yang Akan di Analisis
Tahapan awal
dalam penyusunan sebuah JSA (Job Safety Analysis) adalah menentukan
jenis pekerjaan. beberapa contoh JSA pada pekerjaan yang akan dilakukan di PT
Tri Polyta Indonesia, Tbk antara lain pekerjaan di area utility yakni replace
spring hanger di low pressure tank (LP Tank), dan pada project baru
di area train 1 yakni cutting pile.
2.
Menguraikan
Pekerjaan Menjadi Langkah-langkah Dasar
Pekerjaan replace
spring hanger di low pressure tank (LP Tank) diuraikan satu persatu
berdasarkan urut-urutan proses kerja dari aktivitas tersebut. Langkah pertama
yakni memasang additional H beam support at platform dengan urutan
membuka grating platform, memasang channel U kemudian welding
channel U. langkah kedua memasang tiang gawang spring hanger, dengan
urutan setting tiang gawang kemudian tack dan welding tiang
gawang. Langkah ketiga memasang spring hanger dengan urutan menyambung lifting
lug kemudian memasang spring hanger. Langkah keempat memotong cover
bellows. Langkah kelima yakni sand blasting & coating pipe.
Langkah keenam install cover bellows dengan urutan pengeboran support
cover bellows kemudian pemasangan cover bellows. Langkah ketujuh painting
and coating. Langkah terakhir adalah pembersihan area.
3.
Mengidentifikasi
Potensi Bahaya Pada Masing-masing Pekerjaan
Proses pembuatan
JSA selanjutnya adalah proses identifikasi terhadap potensi-potensi bahaya.
Pekerjaan memasang additional H beam support at platform menimbulkan
percikan api dan berpotensi terbakar pada uraian pekerjaan saat membuka grating
platform dan welding channel U. Saat memasang channel U, berpotensi
terjatuh, terpeleset dan tangan terjepit. Pada aktivitas yang berpotensi menimbulkan
percikan api dan terbakar antara lain saat tack and welding tiang gawang
pada saat memasang tiang gawang spring hanger, menyambung lifting lug
saat memasang spring hanger, memotong cover bellows, sand
blasting and coating pipe, pengeboran support cover bellows saat
menginstall cover bellows. Saat pembersihan area bahaya akibat terkena
serpihan material dapat terjadi, selain itu saat pembersihan area dapat mengalami
keseleo karena posisi tubuh tidak benar.
4.
Mengendalikan
Bahaya
Pekerjaan yang
menimbulkan percikan api dilakukan upaya pencegahan agar tidak terjadi
kebakaran dengan memasang blanket yang selalu basah pada lokasi
sekitarnya selain itu melakukan identifikasi potensi kebocoran dari area tersebut
dengan menggunakan gas test. Alat pelindung diri yang diperlukan pada
pekerjaan replace spring hanger di LP Tank ini antara lain safety
helmet, safety glass, safety shoes, safety belt, hand glove, welding mask. Pekerjaan
saat membuka grating platform, mensetting tiang gawang, memasang spring
hanger dapat berpotensi terjatuh, maka pemakaian safety belt diperlukan
pada pekerjaan tersebut.
JOB
SAFETY ANALYSIS
|
||||||
Pekerjaan
Replace Spring Hanger
at LP Tank
|
Tanggal
5
Nov 2009
|
X
Baru
Revisi
|
Jabatan
yang mengerjakan
-
|
Dianalisa
oleh Team
|
||
Departemen
Unility Section
|
Lokasi
Pekerjaan: LP Tank A & B
|
Direview
oleh : Team
|
||||
Alat PElindung diri
yang diperlukan :
Safety
helmet, safety glass, safety shoes, safety belt, hand glove, welding mask
|
Disetujui
oleh: Raswono H.P
|
|||||
No.
|
URUTAN
KERJA
|
POTENSI
BAHAYA
|
PENCEGAHAN
|
|||
1.
|
Pasang
Additional H beam support at platform
|
|||||
|
a.Buka
grating platform
|
Spark
& fire
|
Pasang
blanket yang selalu basah pada lokasi sekitar yang berpotensi terbakar
|
|||
|
|
Lakukan
identifikasi potensi kebocoran dan area sekitar dan gas test
|
||||
|
Tangan
terjepit
|
Pakai
sarung tangan yang sesuai
|
||||
|
|
Tejatuh/terpeleset
|
Pakai
safety belt
|
|||
|
b.
Pasang channel U
|
Tertimpa
channel U
|
Channel
U diangkat dan di ikat dengan 2 orang
|
|||
|
c.
Welding channel U
|
Spark
& fire
|
Pasang
blanket yang selalu basah pada lokasi sekitar yang berpotensi terbakar
|
|||
|
|
|
Lakukan
identifikasi potensi kebocoran dan arek sekitar dan gas test
|
|||
2.
|
Pasang
tiang gawang spring hanger
|
Tangan
tercepit
|
Pakai
sarung tangan yang sesuai
|
|||
|
a.Setting tiang gawang
|
Terjatuh/terpeleset
|
Pakai
safet belt
|
|||
|
Tertimpa
tiang gaawang
|
Tiang
gawang diikat & diangkat dengan 3 orang
|
||||
|
b.Tack
& welding tiang gawang
|
Spark
& Fire
|
Pasang
blanket yang selalu basah pada lokasi sekitar yang berpotensi kebakaran
|
|||
|
|
|
Lakukan
identifikasi potensi kebocoran dan arek sekitar dan gas test
|
|||
3.
|
Pasang
Spring Hanger
|
|
|
|||
|
a.Menyambung
lifting lug
|
Spark
& Fire
|
Pasang
blanket yang selalu basah pada lokasi sekitar yang berpotensi kebakaran
|
|||
|
|
|
Lakukan
identifikasi potensi kebocoran dan arek sekitar dan gas test
|
|||
|
b.Pasang
spring hanger
|
Tangan
terjepit/terluka
|
Pakai
sarung tangan yang sesuai
|
|||
|
|
Terjatuh/terpeleset
|
Posisi
mengangkat yang benar
|
|||
|
|
Tertimpa
spring hanger
|
Ikat/pegang
erat spring hanger
|
|||
4.
|
Potong
cover bellows
|
Bellows
ikut terpotong
|
Pasang
blanket basah untuk pelindung bellows
|
|||
|
|
|
Pasang
hard cover pelindung bellows
|
|||
|
|
Spark
& Fire
|
Pasang
blanket yang selalu basah pada lokasi sekitar yang berpotensi kebakaran
|
|||
|
|
|
Lakukan
identifikasi potensi kebocoran dan arek sekitar dan gas test
|
|||
|
|
Tangan
terluka
|
Pakai
sarung tangan yang sesuai
|
|||
|
|
Cover
bellows terjatuh setelah dipotong
|
Cover
bellows harus diikat
|
|||
5.
|
Sand
blasting & coating pipe
|
Spark
& Fire
|
Pasang
blanket yang selalu basah pada lokasi sekitar yang berpotensi kebakaran
|
|||
|
|
|
Lakukan
identifikasi potensi kebocoran dan arek sekitar dan gas test
|
|||
|
|
Debu
|
Pekerja
menggunakan sand blasting safety equipment yang lengkap dan baik
|
|||
|
|
|
Lokalisir
tebaran debu sand blasting
|
|||
|
|
Benda
yang di sand blasting bolong
|
Identifikasi
ketebalan benda yang akan di sand blast, minimum thickness 5 mm,
komunikasikan dengan inspector.
|
|||
|
|
|
Metode
sand blasting laku deng mini/low pressure sand blasting
|
|||
|
|
Selang
sand blast pecah/joint lepas
|
Lakukan
pemeriksaan kondisi join dalam selang sebelum melakukan pekerjaan
|
|||
6.
|
Instll
cover bellows
|
|
|
|||
|
a.Pengeborang support cover bellows
|
Mata
bor terpeleset saat pengeboran cover bellows
|
Buat
center point yang dalam pada titik yang akan dib or sebelum melakukan
pengeboran
|
|||
|
|
|
Lakukan
posisi pengeboran yang benar
|
|||
|
|
Spark
& Fire
|
Pasang
blanket yang selalu basah pada lokasi sekitar yang berpotensi kebakaran
|
|||
|
|
|
Lakukan
identifikasi potensi kebocoran dan arek sekitar dan gas test
|
|||
|
|
Tangan
terluka
|
Pakai
sarung tangan yang sesuai
|
|||
|
b.Pemasangan
cover bellows
|
Cover
bellowsa terjatuh
|
Cover
bellows harus diikat
|
|||
7.
|
Painting
and coating
|
Spill
paint
|
Letakkan
cat di tempat yang rata
|
|||
|
|
Bau
cat menyengat
|
Gunakan
masker yang tepat
|
|||
8.
|
Pembersihan
area
|
Terkena
serpihan material
|
Gunakan
sarung tangan yang sesuai
|
|||
|
|
Keseleo
|
Posisikan
tubuh saat pembersihan material dengan benar
|
|||
Form JSA
3.2 Implementasi JHA
1.
Libatkan
karyawan/ Keterlibatan pekerja /Involvement of Employees
2.
Review
Sejarah kecelakaan
3.
Melakukan
review job awal/tinjauan pekerjaan
4. Menguraikan langkah-langkah atau tugas
- Membuat Daftar pekerjaan , tingkat untuk pekerjaan berbahaya, dan menentukan prioritas untuk pekerjaan yang berbahaya
Langkah
dasar yang terlibat dalam Penggilingan besi
Pengecoran Besi
tuang: Job Langkah
Langkah 1. Jangkauan ke dalam kotak logam ke kanan mesin, pegang casting, dan membawa ke roda.
Langkah 2. Tekan pengecoran terhadap roda untuk menggiling off duri.
Langkah 3. Tempat selesai casting di kotak ke kiri mesin.
Langkah 1. Jangkauan ke dalam kotak logam ke kanan mesin, pegang casting, dan membawa ke roda.
Langkah 2. Tekan pengecoran terhadap roda untuk menggiling off duri.
Langkah 3. Tempat selesai casting di kotak ke kiri mesin.
Lokasi Pekerjaan :
Toko Logam
|
Analis :
Keselamatan Pekerjaan
|
Date :
|
Deskripsi Tugas : Pekerja mencapai ke dalam kotak
logam di sebelah kanan mesin, menangkap casting 15-pound dan membawanya ke
roda gerinda. Pekerja menggiling 20 sampai 30 pengecoran per jam
|
||
Deskripsi Bahaya : Mengambil pengecoran, karyawan bisa menjatuhkannya ke kakinya. Pengcoran berat dan tinggi bisa serius melukai kaki pekerja atau kaki.
|
||
Kontrol Hazard:
1. Lepaskan casing dari kotak dan menempatkan mereka di meja sebelah grinder. 2. Kenakan baja-toe shoes dengan perlindungan lengkungan. 3. Sarung tangan pelindung Ganti yang memungkinkan pegangan yang lebih baik. 4. Gunakan perangkat untuk mengambil coran. |
Lokasi Pekerjaan :
Toko Logam
|
Analis :
Keselamatan Pekerjaan
|
Date :
|
Deskripsi Tugas : Pekerja mencapai ke dalam kotak
logam di sebelah kanan mesin, menangkap casting 15-pound dan membawanya ke
roda gerinda. Pekerja menggiling 20 sampai 30 pengecoran per jam
|
||
Deskripsi Bahaya :
Pengecoran memiliki duri tajam dan tepi yang dapat
menyebabkan laserasi yang parah.
|
||
Kontrol Hazard:
1. Gunakan perangkat seperti penjepit untuk mengambil coran.
2. Kenakan cut-tahan sarung tangan yang memungkinkan pegangan yang baik dan cocok erat untuk meminimalkan kemungkinan bahwa mereka akan terjebak dalam roda gerinda/duri. |
Lokasi Pekerjaan :
Toko Logam
|
Analis :
Keselamatan Pekerjaan
|
Date :
|
Deskripsi Tugas : Pekerja mencapai ke dalam kotak
logam di sebelah kanan mesin, menangkap casting 15-pound dan membawanya ke
roda gerinda. Pekerja menggiling 20 sampai 30 pengecoran per jam
|
||
Deskripsi Bahaya : Mencapai, memutar, dan
mengangkat coran 15-pound dari lantai bisa mengakibatkan cedera otot pada
punggung bawah.
|
||
Kontrol Hazard:
1. Pindahkan coran dari tanah dan menempatkan mereka lebih dekat ke zona kerja untuk meminimalkan mengangkat. Idealnya, menempatkan mereka pada ketinggian pinggang atau pada platform disesuaikan atau pallet. 2. Latih pekerja untuk tidak memutar sambil mengangkat dan mengkonfigurasi workstation untuk meminimalkan memutar selama lift. |
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/search?ie=UTF-8&client=ms-android
samsung&source=androidbrowser&q=contoh+wroksheet+jha+di+tempat+kerja&gw
_rd=cr&ei=XQfpVvWQF8WRuASc8ZzoAQ
U.S. Department of Labor Occupational Safety and Health
AdministrationOSHA 3071. JOB HAZARD ANALYSIS : 2002