Kamis, 21 April 2016

JOB SAFETY ANALYSIS DAN JOB HAZARD ANALYSIS



PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam beberapa tahun terakhir, manajemen resiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam bisnis atau kenyamanan kerja pada masa kini.
Kebijakan manajemen dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja khususnya di bidang keilmuan higiene perusahaan yang didalamnya termasuk Risk Management yaitu kebijakan yang berhubungan dengan antisipasi resiko, evaluasi resiko dan pengendalian resiko ditempat kerja.
Elemen kebijakan bidang keilmuan higiene perusahaan termasuk manajemen resiko meliputi 6 (enam) elemen kebijakan yaitu :
1. Kebijakan yang menyangkut keselamatan dan kesehatan kerja pekerja
2. Kebijakan yang menyangkut plant dan equipment/alat
3. Kebijakan-kebijakan yang menyangkut bahan/material dan Bahan Beracun Berbahaya (B3)
4. Kebijakan yang menyangkut tentang prosedur
5. Kebijakan yang menyangkut tentang pelestarian lingkungan
6. Kebijakan manajemen tentang SMK3 (sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
Sedangkan Manajemen Resiko adalah suatu sistem pengawasan resiko dan perlindungan harta benda, hak milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya suatu resiko, dan berhubungan dengan ketidakpastian ini terjadi karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan.
Menurut Wideman, ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (opportunity), sedangkan ketidakpastian yang menimbulkan akibat yang merugikan disebut dengan istilah resiko (risk).
Untuk meminilisasi ketidak pastian (uncertain), maka langkah antisipasi dari timbulnya suatu kejadian yang berdampak negatif pada manusia, maupun lingkungan, yaitu berupa
1. Unsafe act,
2. Unsafe condition, yang akan mejebabkan Accident atau Penyakit Akibat Kerja.
Pendekatan metode manajemen risiko dalam analisa bahaya di tempat kerja, yaitu dengan metode :
1. Cheklis atau daftar periksa
2. Job Hazard Analysis (JHA)
3. Safety Analysis (JSA)
4. Preliminary Hazards Analysis (PHA)
5. Failure Mode Effect Analysis (FMEA)
6. Hazard Operability Study (HAZOP)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Job Safety Analysis (JSA)
Job Safety Analysis, adalah suatu proses identifikasi bahaya dan resiko yang didasarkan pada tiap- tiap tahap dalam suatu proses pekerjaan. JSA merupakan identifikasi sistematik dari bahaya potensial di tempat kerja yang dapat diidentifikasi, dianalisa dan direkam. Hal-hal yang dilakukan dalam penerapan JSA :
a)      Identifikasi bahaya yang berhubungan dengan setiap langkah dari pekerjaan yang berpotensi untuk menyebabkan bahaya serius.
b)      Menentukan bagaimana untuk mengontrol bahaya.
c)      Membuat perkakas tertulis yang dapat digunakan untuk melatih staf lainnya.
d)     Bertemu dengan pelatih OSHA untuk mengembangkan prosedur dan aturan kerja yang spesifik untuk setiap pekerjaan.
Salah satu cara untuk mencegah kecelakaan di tempat kerja adalah dengan menetapkan dan menyusun prosedur pekerjaan dan melatih semua pekerja untuk menerapkan metode kerja yang efisien dan aman. Menyusun prosedur kerja yang benar merupakan salah satu keuntungan dari menerapkan Job Safety Analysis (JSA) – yang meliputi mempelajari dan membuat laporan setiap langkah pekerjaan, identifikasi bahaya pekerjaan yang sudah ada atau potensi (baik kesehatan maupun keselamatan), dan menentukan jalan terbaik untuk mengurangi dan mengeliminasi bahaya ini. Poin utama dari job safety analysis adalah : mencegah kecelakaan dengan antisipasi dan eliminasi serta mengontrol bahaya yang ada.
Hal-hal positif yang dapat diperoleh dari pelaksanaan JSA, adalah :
1) Sebagai upaya pencegahan kecelakaan
2) Sebagai alat kontak safety (safety training) terhadap tenaga kerja baru
3) Melakukan review pada Job prosedur setelah terjadi kecelakaan
4) Memberikan pre job intruction pada pekerjaan yang baru
5) Memberikan pelatihan secara pribadi kepada karyawan
6) Dapat Meninjau ulang SOP
Dalam pembuatan JSA, terdapat teknik yang dapat memudahkan pengerjaannya, yaitu:
1) Memilih orang yang tepat untuk melakukan pengamatan, misalnya orang yang berpengalaman dalam pengerjaan, mampu dan mau bekerja sama dan saling
tukar pikiran dan gagasan.
2) Apabila orang tersebut tidak paham akan perannya dalam pembuatan JSA, maka diberi pengarahan dahulu tentang maksud dan tujuan pembuatan JSA.
3) Bersama orang tersebut melakukan pengamatan/pengawasan terhadap pekerjaan dan mencoba untuk membagi atau memecahkan pekerjaan tersebut menjadi beberapa langkah dasar.
4) Mencatat pekerjaan tersebut setelah membagi pekerjaan tersebut.
5) Memeriksa dengan seksama dan mendiskusikan hasil tersebut ke bagian section head yang diamati.
Keuntungan dari melaksanakan JSA adalah :
  • Memberikan pelatihan individu dalam hal keselamatan dan prosedur kerja efisien.
  • Membuat kontak keselamatan pekerja.
  • Mempersiapkan observasi keselamatan yang terencana.
  • Mempercayakan pekerjaan ke pekerja baru.
  • Memberikan instruksi pre-job untuk pekerjaan luar biasa.
  • Meninjau prosedur kerja setelah kecelakaan terjadi.
  • Mempelajari pekerjaan untuk peningkatan yang memungkinkan dalam metode kerja.
  • Mengidentifikasi usaha perlindungan ynag dibutuhkan di tempat kerja.
  • Supervisor dapat belajar mengenai pekerjaan yang mereka pimpin.
  • Partisipasi pekerja dalam hal keselamatan di tempat kerja.
  • Mengurangi absent.
  • Biaya kompensasi pekerja menjadi lebih rendah.
  • Meningkatkan produktivitas.
  • Adanya sikap positif terhadap keselamatan.

2.2. Metode Job Safety Analysis (JSA)
Metode yang digunakan dalam teknik Job Safety Analysis (JSA) meliputi :
a.       Metode observasi (pengamatan)
b.      Metode diskusi (konsultasi)
c.       Metode review/meninjau kembali prosedur kerja yang sudah ada

JSA digunakan untuk meninjau metode kerja dan menemukan bahaya yang :
a.       Mungkin diabaikan dalam layout pabrik atau bangunan dan dalam desain permesinan, peralatan, perkakas, stasiun kerja dan proses.
b.      Memberikan perubahan dalam prosedur kerja atau personel.
c.       Mungkin dikembangkan setelah produksi dimulai.
Sedangkan kata kunci dari JSA, adalah ;
1.      Job task/tugas pekerjaan
2.      Job step/langkah kerja
3.      Hazard/bahaya
4.      Exposure (pemaparan)
5.      Kontrol
6.      Accident (kecelakaan)/ Incident

2.3 Tujuan Pembuatan JSA
Tujuan pelaksanaan JSA secara umum bertujuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya disetiap aktivitas pekerjaan sehingga tenaga kerja diharapkan mampu mengenali bahaya tersebut sebelum terjadi kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
Tujuan jangka panjang dari program JSA ini diharapkan tenaga kerja dapat ikut berperan aktif dalam pelaksanan JSA, sehingga dapat menanamkan kepedulian tenaga kerja terhadap kondisi lingkungan kerjanya guna menciptakan kondisi lingkungan kerja yang aman dan meminimalisasi kondisi tidak aman (unsafe condition) dan perilaku tidak aman (unsafe action).

2.4 Manfaat Pembuatan JSA
Pelaksanaan JSA mempunyai manfaat dan keuntungan sebagai berikut :
1)      Memberikan pengertian yang sama terhadap setiap orang tentang apa yang dilakukan untuk mengerjakan pekerjaan dengan selamat.
2)      Suatu alat pelatihan yang efektif untuk para pegawai baru.
3)      Elemen yang utama dapat dimasukkan dalam daftar keselamatan, pengarahan sebelum memulai pekerjaan, observasi keselamatan, dan sebagai topik pada rapat keselamatan.
4)      Membantu dalam penulisan prosedur keselamatan untuk jenis pekerjaan yang baru maupun yang dimodifikasi.
5)      Suatu alat yang efektif untuk mengendalikan kecelakaan pada pekerjaan yang dilakukan tidak rutin.
2.5 Pelaksanaan Job Safety Analysis (JSA) atau tahapan pembuatan JSA
Pelaksanaan Job Safety Analysis (JSA), ini terdiri dari langkah- langkah utama sebagai berikut :
(1) memilih pekerjaan yang akan dianalisa
(2) membagi pekerjaan, yaitu menguraikan urutan prosedur kerja
(3) mengidentifikasi berbagai bahaya yang ada ditiap- tiap langkah pekerjaan, serta mengidentifikasi berbagai kemungkinan yang berpotensi untuk terjadinya kecelakaan
(4) memberikan rekomendasi pengendalian untuk menghindarkan terjadinya kecelakaan yang telah diidentifikasi pada masing- masing langkah, atau mengembangkan Solusi

STEP 1 : Seleksi job atau memilih pekerjaan
Pekerjaan dengan trend kecelakaan yang buruk mempunyai prioritas dan harus dianalisa terlebih dulu. Dalam memilih pekerjaan yang akan dianalisa, supervisor sebuah departemen harus memenuhi faktor berikut ini :
a)      Frekuensi dari kecelakaan atau yang berpotensi celaka.
Sebuah pekerjaan yang sering kali terulang kecelakaan merupakan prioritas utama dalam JSA.
b)      Potensi keparahan dalam beberapa situasi harus ditinjau kembali dan diberikan prioritas tertinggi jika terdapat potensi untuk terjadinya lukaluka yang lebih parah. Hal ini termasuk :
1.      Pekerjaan yang tidak biasa, tidak rutin
2.      Sumber-sumber energi yang tinggi (listrik dan tekanan)
3.      Beberapa situasi konstruksi (tempat kerja tinggi, alat berat yang bergerak, tingkat aktivitas yang tinggi dalam daerah yang sempit/kecil).
c)      Jenis pekerjaan yang berulang-ulang karena pegawai sering dihadapkan kepada bahaya apa saja. Setiap pekerjaan yang menyebabkan cacat harus dimasukan ke dalam JSA.
d)     Hasil dari masukan-masukan pegawai dimana pekerjaan yang menurut mereka mempunyai potensi bahaya. Pekerjaan atau peralatan yang sering hampir terjadi bahaya harus menjadi prioritas JSA.
e)      Pekerjaan yang baru atau pekerjaan yang tidak rutin dilakukan. Proses analisa Keselamatan Pekerjaan harus termasuk suatu cara untuk mengevaluasi pekerjaan yang baru dan pekerjaan yang tidak sering dilakukan (misal : mematikan unit). JSA untuk setiap pekerjaan baru harus dibuat sebisa mungkin. Analisa tidak boleh ditunda hingga kecelakaan atau hamper terjadi kecelakaan.

STEP 2 : Membagi Pekerjaan
Untuk membagi pekerjaan, pilihlah pekerja yang benar untuk melakukan observasi. Pilihlah pekerja yang berpengalaman, mampu dan kooperatif sehingga mampu berbagi ide. Jelaskan tujuan dan keuntungan dari JSA kepada pekerja.
Observasi performa pekerja terhadap pekerjaan dan tulis langkah dasar JSA. Rekaman video pekerjaan dapat digunakan untuk peninjauan di masa mendatang. Pertanyakan langkah awal pekerjaan dilanjutkan langkah selanjutnya dan seterusnya
Persyaratan yang harus dipenuhi seseorang untuk melakukan JSA :
a)      Pengawas - di departemen dimana pekerjaan dilakukan.
b)      Karyawan
1.      Orang yang paling farmiliar/akrab dengan pekerjaan
2.      Mereka memiliki pemahaman yang khas dari pekerjaan, dan pengetahuan ini sangat berharga untuk menemukan bahaya.
3.      Melibatkan pekerja yang akan membantu meminimalkan kelalaian atau kesalahan, sehingga analisisnya berkualitas.
4.      Pekerja harus menjadi bagian dari proses; mereka adalah orang-orang yang mendapatkan manfaat langsung
Amati kinerja petugas, mencatat setiap langkah, meninjau langkah-langkah dengan karyawan yang melakukan tugas

STEP 3 : Identifikasi Bahaya dan Potensi Kecelakaan Kerja
Tahap berikutnya untuk mengembangkan JSA adalah identifikasi semua bahaya termasuk dalam setiap langkah. Identifikasi semua bahaya baik yang diproduksi oleh lingkungan dan yang berhubungan dngan prosedur kerja.
Tanyakan pada diri masing-masing pertanyaan berikut untuk setiap tahap:
-          adakah bahaya mogok, akan mogok atau kontak yang berbahaya dengan objek pekerjaan?
-          Dapatkah pekerja memegang objek dengan aman?
-          Dapatkah gerakan mendorong, menarik, mengangkat, menekuk atau memutar yang dilakukan menyebabkan ketegangan?
-          Adakah potensi tergelincir atau tersandung?
-          Adakah bahaya jatuh ketika pekerja berada di tempat tinggi?
-          Dapatkah pekerja mencegah bahaya saar kontak dengan sumber listrik dan kontak putus?
-          Apakah lingkungan berbahaya bagi keselamatan dan kesehatan? Adakah konsentrasi gas beracun, asap, kabut, uap, debu, panas atau radiasi?
-          Adakah bahaya ledakan?

STEP 4: Pengembangan Solusi
Mengembangkan prosedur kerja yang aman untuk mencegah kejadian atau potensi kecelakaan. Beberapa solusi yang mungkin dapat diterapkan ;
  1. Menemukan cara baru untuk melakukan pekerjaan (menentukan tujuan operasi dan pilih metode paling aman)
  2. Mengubah kondisi fisik (seperti peralatan, perlengkapan, tata letak area kerja) yang menimbulkan bahaya
  3. Mengubah prosedur kerja untuk menghilangkan atau menimalisasi bahaya
  4. Mengurangi frekuensi kinerjanya . Melaksanakan kontrol- Job administrasi Rotasi
  5. Gunakan alat pelindung diri untuk melindungi karyawan, merupakan cara pengendalian yang terakhir

2.6  Pengertian Job Hazard Analysis
JHA adalah teknik yang berfokus pada tugas pekerjaan atau uraian kerja sebagai cara untuk mengidentifikasi bahaya sebelum terjadi. JHA berfokus pada hubungan antara pekerja, tugas, alat, dan lingkungan kerja. JHA  adalah salah satu metode terbaik untuk mengembangkan prosedur kerja yang aman dalam pengoperasian peralatan. JHA juga dapat digunakan untuk melatih karyawan dalam menghadapi resiko bahaya yang berhubungan dengan langkah-langkah tugas dan pengendalian apa yang harus dilakukan . Setelah diketahui bahaya yang tidak bisa dihilangkan, maka dilakukan usaha untuk menghilangkan atau mengurangi risiko bahaya ketingkat level yang bisa diterima(OSHA 3071). Idealnya setelah anda mengidentifkasi bahaya yang tidak dapat kendalikan, anda akan mengambil langkah mengeliminasi/menghilangkan atau mengurangi bahaya menjadi ke tingkat yang dapat diterima/acceptable.
Beberapa dasar pemikiran dalam mengidentifikasi bahaya di tempat kerja, antara lain;
  1. Apa yang salah ?
  2. Apa Konsekuensinya ?
  3. Apakah faktor lain yang mempengaruhinya ?
  4. Berapa kemungkinan besar bahaya itu terjadi ?

2.7 Tujuan JHA
Adapun tujuan Job Hazard Analysis adalah sebagai berikut :
a.       Mendiskusikan sub unsur JHA, analisis bahaya tempat kerja
b.      Identifikasi tipe/spesik bahaya yang khas di tempat kerja
c.       Tinjau berbagai teknik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi bahaya di tempat kerja.
d.      Untuk menghilangkan dan mencegah bahaya di tempat kerja
e.       Untuk menurunkan angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang efektif dalam metode kerja, mengurangi biaya kompensasi pekerja dan meningkatkan produktivitas pekerja. 
  1. Untuk memberikan pengetahuan kepada karyawan baru  dalam melakukan perkerjaan yang aman.

2.8 Langkah – Urutan JHA
Team JHA
a.       Safety profesional
b.      Engineer/Insinyur- Technical Advisor/Penasihat Teknis
c.       Supervisor-Frontline bertanggung jawab untuk membuat perubahan
d.      Karyawan-Orang yang paling farmiliar/akrab dengan pekerjaan
Prioritas JHA
a.       Pekerjaan dengan angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang tinggi.
b.      Pekerjaan yang memiliki tingkat potensi untuk menyebabkan cedera yang serius atau keparahan/cacat permanen, bahkan jika jika tidak ada riwayat kecelakaan kerja.
c.       Pekerjaan di mana satu kesalahan manusia/ human error sederhana bisa menyebabkan cedera
d.      Pekerjaan yang cukup kompleks atau berisiko tinggi untuk memiliki instruksi tertulis
e.       Pekerjaan yang baru untuk fasilitas di tempat kerja Anda
f.       Pekerjaan yang secara signifikan memiliki perubahan teknologi proses atau prosedur

Langkah-langkah urutan JHA
1.      Libatkan karyawan/ Keterlibatan pekerja /Involvement of Employees
a.       Mereka memiliki pemahaman yang khas dari pekerjaan, dan pengetahuan ini sangat berharga untuk menemukan bahaya.
b.      Melibatkan pekerja yang akan membantu meminimalkan kelalaian atau kesalahan, sehingga analisisnya berkualitas.
c.       Pekerja harus menjadi bagian dari proses; mereka adalah orang-orang yang mendapatkan manfaat langsung
2.      Review Sejarah kecelakaan
Tinjau dengan karyawan Anda sejarah tempat kerja Anda dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang membutuhkan perawatan, kerugian yang diperlukan perbaikan atau penggantian, dan setiap "nyaris" - peristiwa di mana kecelakaan atau kerugian tidak terjadi, tapi bisa memiliki. Peristiwa ini merupakan indikator bahwa kontrol bahaya yang ada (jika ada) mungkin tidak memadai dan layak pengawasan lebih.
3.      Melakukan review job awal/tinjauan pekerjaan
Jika terdapat pekerjaan yang menimbulkan bahaya bagi kehidupan atau kesehatan karyawan, dapat segera mengambil tindakan yang diperlukan untuk melindungi pekerja. Jika terdapat sesuatu masalah yang mudah diperbaiki dapat diprioritaskan untuk diperbaiki. Jangan menunggu untuk menyelesaikan analisis bahaya pekerjaan. Ini akan menunjukan komitmen manajemen pada keselamatan, kesehatan dan memungkinkan untuk fokus pada bahaya dan pekerjaan yang perlu penelitian lebih karena kompleksitas mereka.
4.      Daftar pekerjaan , tingkat untuk pekerjaan berbahaya, dan menentukan prioritas untuk pekerjaan yang berbahaya.
Membuat Daftar pekerjaan, menetapkan prioritas dan tingkat untuk pekerjaan berbahaya, daftar pekerjaan dengan bahaya yang menunjukan risiko yang tidak dapat diterima, berdasarkan  kemungkinan dalam terjadinya kecelakaan hingga konsekwensi  paling parah atau berisko sangat tinggi.
5.      Menguraikan langkah-langkah atau tugas
Setiap pekerjaan dapat diuraikan menjadi tugas pekerjaan atau langkah. Ketika memulai analisis bahaya kerja. Pastikan untuk mencatat informasi yang cukup untuk menggambarkan setiap tindakan pekerjaan. Kemudian, meninjau langkah-langkah kerja dengan pekerja untuk memastikan terdapat aktifitas yang terlewatkan. Sertakan pekerja pada semua langkah analisa pekerjaan , proses kerja hingga rekomendasinya.

Untuk membuat JHA diperlukan pendokumentasian jawaban atas pertanyaan-pertanyaan secara konsisten. Menggambarkan bahaya dalam langkah ini membantu untuk memastikan bahwa upaya dalam menghilangkan bahaya dan menerapkan pengendalian bahaya.





BAB III
STUDI KASUS

3.1  Implementasi
Tahapan pembuatan JSA PT Tri Polyta Indonesia, Tbk adalah sebagai berikut:
1.                                       Menentukan Jenis Pekerjaan Yang Akan di Analisis
Tahapan awal dalam penyusunan sebuah JSA (Job Safety Analysis) adalah menentukan jenis pekerjaan. beberapa contoh JSA pada pekerjaan yang akan dilakukan di PT Tri Polyta Indonesia, Tbk antara lain pekerjaan di area utility yakni replace spring hanger di low pressure tank (LP Tank), dan pada project baru di area train 1 yakni cutting pile.
2.                                       Menguraikan Pekerjaan Menjadi Langkah-langkah Dasar
Pekerjaan replace spring hanger di low pressure tank (LP Tank) diuraikan satu persatu berdasarkan urut-urutan proses kerja dari aktivitas tersebut. Langkah pertama yakni memasang additional H beam support at platform dengan urutan membuka grating platform, memasang channel U kemudian welding channel U. langkah kedua memasang tiang gawang spring hanger, dengan urutan setting tiang gawang kemudian tack dan welding tiang gawang. Langkah ketiga memasang spring hanger dengan urutan menyambung lifting lug kemudian memasang spring hanger. Langkah keempat memotong cover bellows. Langkah kelima yakni sand blasting & coating pipe. Langkah keenam install cover bellows dengan urutan pengeboran support cover bellows kemudian pemasangan cover bellows. Langkah ketujuh painting and coating. Langkah terakhir adalah pembersihan area.

3.   Mengidentifikasi Potensi Bahaya Pada Masing-masing Pekerjaan
Proses pembuatan JSA selanjutnya adalah proses identifikasi terhadap potensi-potensi bahaya. Pekerjaan memasang additional H beam support at platform menimbulkan percikan api dan berpotensi terbakar pada uraian pekerjaan saat membuka grating platform dan welding channel U. Saat memasang channel U, berpotensi terjatuh, terpeleset dan tangan terjepit. Pada aktivitas yang berpotensi menimbulkan percikan api dan terbakar antara lain saat tack and welding tiang gawang pada saat memasang tiang gawang spring hanger, menyambung lifting lug saat memasang spring hanger, memotong cover bellows, sand blasting and coating pipe, pengeboran support cover bellows saat menginstall cover bellows. Saat pembersihan area bahaya akibat terkena serpihan material dapat terjadi, selain itu saat pembersihan area dapat mengalami keseleo karena posisi tubuh tidak benar.
4.                                       Mengendalikan Bahaya
Pekerjaan yang menimbulkan percikan api dilakukan upaya pencegahan agar tidak terjadi kebakaran dengan memasang blanket yang selalu basah pada lokasi sekitarnya selain itu melakukan identifikasi potensi kebocoran dari area tersebut dengan menggunakan gas test. Alat pelindung diri yang diperlukan pada pekerjaan replace spring hanger di LP Tank ini antara lain safety helmet, safety glass, safety shoes, safety belt, hand glove, welding mask. Pekerjaan saat membuka grating platform, mensetting tiang gawang, memasang spring hanger dapat berpotensi terjatuh, maka pemakaian safety belt diperlukan pada pekerjaan tersebut.
JOB SAFETY ANALYSIS
Pekerjaan
Replace Spring Hanger at LP Tank
Tanggal
5 Nov  2009
X Baru
Revisi
Jabatan yang mengerjakan
-
Dianalisa oleh Team
Departemen Unility Section
Lokasi Pekerjaan: LP Tank A & B
Direview oleh : Team
Alat PElindung diri yang diperlukan :
Safety helmet, safety glass, safety shoes, safety belt, hand glove, welding mask
Disetujui oleh: Raswono H.P
No.
URUTAN KERJA
POTENSI BAHAYA
PENCEGAHAN
1.
Pasang Additional H beam support at platform

a.Buka grating platform
Spark & fire
Pasang blanket yang selalu basah pada lokasi sekitar yang berpotensi terbakar


Lakukan identifikasi potensi kebocoran dan area sekitar dan gas test

Tangan terjepit
Pakai sarung tangan yang sesuai


Tejatuh/terpeleset
Pakai safety belt

b. Pasang channel U
Tertimpa channel U
Channel U diangkat dan di ikat dengan 2 orang

c. Welding channel U
Spark & fire
Pasang blanket yang selalu basah pada lokasi sekitar yang berpotensi terbakar



Lakukan identifikasi potensi kebocoran dan arek sekitar dan gas test
2.
Pasang tiang gawang spring hanger
Tangan tercepit
Pakai sarung tangan yang sesuai

a.Setting tiang gawang
Terjatuh/terpeleset
Pakai safet belt

Tertimpa tiang gaawang
Tiang gawang diikat & diangkat dengan 3 orang

b.Tack & welding tiang gawang
Spark & Fire
Pasang blanket yang selalu basah pada lokasi sekitar yang berpotensi kebakaran



Lakukan identifikasi potensi kebocoran dan arek sekitar dan gas test
3.
Pasang Spring Hanger



a.Menyambung lifting lug
Spark & Fire
Pasang blanket yang selalu basah pada lokasi sekitar yang berpotensi kebakaran



Lakukan identifikasi potensi kebocoran dan arek sekitar dan gas test

b.Pasang spring hanger
Tangan terjepit/terluka
Pakai sarung tangan yang sesuai


Terjatuh/terpeleset
Posisi mengangkat yang benar


Tertimpa spring hanger
Ikat/pegang erat spring hanger
4.
Potong cover bellows
Bellows ikut terpotong
Pasang blanket basah untuk pelindung bellows



Pasang hard cover pelindung bellows


Spark & Fire
Pasang blanket yang selalu basah pada lokasi sekitar yang berpotensi kebakaran



Lakukan identifikasi potensi kebocoran dan arek sekitar dan gas test


Tangan terluka
Pakai sarung tangan yang sesuai


Cover bellows terjatuh setelah dipotong
Cover bellows harus diikat
5.
Sand blasting & coating pipe
Spark & Fire
Pasang blanket yang selalu basah pada lokasi sekitar yang berpotensi kebakaran



Lakukan identifikasi potensi kebocoran dan arek sekitar dan gas test


Debu
Pekerja menggunakan sand blasting safety equipment yang lengkap dan baik



Lokalisir tebaran debu sand blasting


Benda yang di sand blasting bolong
Identifikasi ketebalan benda yang akan di sand blast, minimum thickness 5 mm, komunikasikan dengan inspector.



Metode sand blasting laku deng mini/low pressure sand blasting


Selang sand blast pecah/joint lepas
Lakukan pemeriksaan kondisi join dalam selang sebelum melakukan pekerjaan
6.
Instll cover bellows



a.Pengeborang support cover bellows
Mata bor terpeleset saat pengeboran cover bellows
Buat center point yang dalam pada titik yang akan dib or sebelum melakukan pengeboran



Lakukan posisi pengeboran yang benar


Spark & Fire
Pasang blanket yang selalu basah pada lokasi sekitar yang berpotensi kebakaran



Lakukan identifikasi potensi kebocoran dan arek sekitar dan gas test


Tangan terluka
Pakai sarung tangan yang sesuai

b.Pemasangan cover bellows
Cover bellowsa terjatuh
Cover bellows harus diikat
7.
Painting and coating
Spill paint
Letakkan cat di tempat yang rata


Bau cat menyengat
Gunakan masker yang tepat
8.
Pembersihan area
Terkena serpihan material
Gunakan sarung tangan yang sesuai


Keseleo
Posisikan tubuh saat pembersihan material dengan benar







Form JSA

3.2 Implementasi JHA
1.      Libatkan karyawan/ Keterlibatan pekerja /Involvement of Employees
2.      Review Sejarah kecelakaan
3.      Melakukan review job awal/tinjauan pekerjaan
4.      Menguraikan langkah-langkah atau tugas
  1. Membuat Daftar pekerjaan , tingkat untuk pekerjaan berbahaya, dan menentukan prioritas untuk pekerjaan yang berbahaya

Langkah dasar yang terlibat dalam Penggilingan besi

Pengecoran Besi tuang: Job Langkah
Langkah 1. Jangkauan ke dalam kotak logam ke kanan mesin, pegang casting, dan membawa ke roda.
Langkah 2. Tekan pengecoran terhadap roda untuk menggiling off duri.
Langkah 3. Tempat selesai casting di kotak ke kiri mesin.
Lokasi Pekerjaan :
Toko Logam
Analis :
Keselamatan Pekerjaan
Date :
Deskripsi Tugas : Pekerja mencapai ke dalam kotak logam di sebelah kanan mesin, menangkap casting 15-pound dan membawanya ke roda gerinda. Pekerja menggiling 20 sampai 30 pengecoran per jam
Deskripsi Bahaya : Mengambil pengecoran, karyawan bisa menjatuhkannya ke kakinya. Pengcoran berat dan tinggi bisa serius melukai kaki pekerja atau kaki.
Kontrol Hazard:
1. Lepaskan casing dari kotak dan menempatkan mereka di meja sebelah grinder.
2. Kenakan baja-toe shoes dengan perlindungan lengkungan.
3. Sarung tangan pelindung Ganti yang memungkinkan pegangan yang lebih baik.
4. Gunakan perangkat untuk mengambil coran.




Lokasi Pekerjaan :
Toko Logam
Analis :
Keselamatan Pekerjaan
Date :
Deskripsi Tugas : Pekerja mencapai ke dalam kotak logam di sebelah kanan mesin, menangkap casting 15-pound dan membawanya ke roda gerinda. Pekerja menggiling 20 sampai 30 pengecoran per jam
Deskripsi Bahaya : Pengecoran memiliki duri tajam dan tepi yang dapat menyebabkan laserasi yang parah.
Kontrol Hazard:
1. Gunakan perangkat seperti penjepit untuk mengambil coran.
2. Kenakan cut-tahan sarung tangan yang memungkinkan pegangan yang baik dan cocok erat untuk meminimalkan kemungkinan bahwa mereka akan terjebak dalam roda gerinda
/duri
.


Lokasi Pekerjaan :
Toko Logam
Analis :
Keselamatan Pekerjaan
Date :
Deskripsi Tugas : Pekerja mencapai ke dalam kotak logam di sebelah kanan mesin, menangkap casting 15-pound dan membawanya ke roda gerinda. Pekerja menggiling 20 sampai 30 pengecoran per jam
Deskripsi Bahaya : Mencapai, memutar, dan mengangkat coran 15-pound dari lantai bisa mengakibatkan cedera otot pada punggung bawah.
Kontrol Hazard:
1. Pindahkan coran dari tanah dan menempatkan mereka lebih dekat ke zona kerja untuk meminimalkan mengangkat. Idealnya, menempatkan mereka pada ketinggian pinggang atau pada platform disesuaikan atau pallet.
2. Latih pekerja untuk tidak memutar sambil mengangkat dan mengkonfigurasi workstation untuk meminimalkan memutar selama lift.


DAFTAR PUSTAKA


https://www.google.co.id/search?ie=UTF-8&client=ms-android samsung&source=androidbrowser&q=contoh+wroksheet+jha+di+tempat+kerja&gw _rd=cr&ei=XQfpVvWQF8WRuASc8ZzoAQ


U.S. Department of Labor Occupational Safety and Health AdministrationOSHA 3071. JOB HAZARD ANALYSIS : 2002

1 komentar: